Wisata dan Belajar Konservasi Lingkungan di Hutan Lindung Kasinan Kota Batu

PERAWI, Malang — Sebanyak 30 remaja menyusuri lantai hutan sambil membawa karung berisi beberapa jenis bibit tumbuhan yang akan ditanam di kawasan Hutan Lindung Kasinan. Sesekali mereka bercanda hingga tertawa.
Mereka peserta Kemah Literasi yang diadakan oleh organisasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur di hutan lindung yang berada di Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Minggu, 22 Desember 2024.
“Mereka peserta camp literasi yang terdiri dari atas siswa SMP (sekolah menengah pertama), SMA (sekolah menengah atas), dan mahasiswa di Kota Batu. Mereka jadi relawan konservasi,” kata Divisi Pembelaan Hukum dan Kebijakan Walhi Jatim Pradipta Indra Ariono.
Pelaksanaan program Kemah Literasi Walhi Jatim bertujuan memberikan pengetahuan LHK (lingkungan hidup dan kehutanan) dan pengalaman bagi peserta dengan praktik mereboisasi hutan lindung, juga melihat langsung kondisi hutan dan air. Hutan dan air saling berhubungan, keduanya tak bisa dipisahkan. Selain peserta remaja, Kemah Literasi Walhi Jatim diikuti anggota Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Pesanggrahan.
Baca juga: Banteng Jawa Kembali Menghuni Cagar Alam Pananjung
Menurut Indra, penyelenggaraan Kemah Literasi Walhi Jatim di sana dilatarbelakangi oleh kerusakan kawasan Hutan Lindung Kasinan seluas 3,2 hektare akibat pembangunan wahana Wisata Alam Alas Kasinan, disingkat Wisata Alaska.
Pembangunan Wisata Alaska ditentang Gerakan Bersama Rakyat Kasinan (Gebrak), yang terdiri dari Walhi Jatim, Forum Masyarakat Desa Pesanggrahan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya Pos Malang, Malang Corruption Watch, Sindikat Aksata, Klub Indonesia Hijau (KIH) 012 Regional Malang, Nawakalam, Front Sumberejo, LBH Bhagaskara Duta, Lembaga Yustisi Mahasiswa Islam, dan Forum Silaturahmi Mahasiswa Pecinta Alam (Forsil Mapala) Malang Raya.
Pembangunan Wisata Alaska akhirnya diputuskan disetop usai pertemuan antara Gebrak dengan Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan perwakilan Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Malang. Penghentiannya tertuang dalam surat Perhutani Nomor: 610/044.6/HPPKS/MLG/Divre-Jatim bertanggal 24 September 2024.
Penghentian Wisata Alaska menyisakan krisis air. Debit sumber air Kasinan menyusut drastis karena banyak pohon pelindungnya ditebang. Debit air mulai pulih setelah masyarakat bersama Walhi Jatim dan jaringannya mereboisasi hutan sejak penutupan Wisata Alaska.
“PLHD rutin menanam dan menyulam tanaman yang mati hingga akhirnya tumbuhan kembali tumbuh lebat dan yang terpenting lagi, debit air pun mulai mengalir deras seperti dulu,” kata Indra.
PLHD Pesanggrahan dan Walhi menargetkan cakupan area pemulihan hutan Kasinan semakin meluas, dengan tujuan untuk menjaga kawasan hutan lindung sesuai fungsinya. Fungsi hutan lindung, antara lain, menjadi pelindung sumber air, pengendalian erosi, menjaga kesuburan tanah, serta mencegah intrusi (perembesan) air laut bila hutan lindungnya berada di pesisir.
Hutan lindung bisa menghasilkan nilai ekonomi melalui pemanfaatan jasa lingkungan yang tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya. “Itulah yang kami sampaikan kepada peserta Kemah Literasi tentang pentingnya pelestarian LHK bagi kelangsungan hidup flora-fauna dan manfaatnya bagi manusia,” ujar Indra.
Baca juga: Burung Julang Emas Dilepasliarkan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Indra menjelaskan, Kemah Literasi merupakan program pembelajaran lingkungan hidup bagi para pelajar, di luar pendidikan formal di sekolah. Berorientasi pada isu perubahan iklim, meliputi penyebab, dampak dan mitigasi perubahan iklim.
Peserta juga belajar mengenal dan mengidentifikasi masalah lingkungan di tempat tinggal para peserta, termasuk mengenali fenomena lingkungan hidup perkotaan di Batu seperti sampah, pembangunan yang serampangan atas nama pariwisata, pusat perbelanjaan, dan hotel. Harapannya, mereka melek literasi LHK hingga lebih peka dan peduli terhadap tempat tinggal mereka.
Dalam Hutan Lindung Kasinan teridentifikasi 29 spesies tanaman. Spesies pohon johar (Senna siamea) menjadi spesies penting yang dapat mengendalikan proses ekologis pada ekosistem. Hutan Lindung Kasinan pun jadi rumah bagi beberapa jenis satwa, seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi). Elang jawa merupakan burung pemangsa atau raptor yang dilindungi dan identik sebagai lambang negara Garuda Pancasila.
Selain elang jawa, ditemukan cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), burung yang hidup pada area menengah bawah, dengan habitat yang spesifik lahan basah. Ada pula dijumpai capung jarum. Kemunculan capung ini menandakan di dalam Hutan Lindung Kasinan terdapat air bersih.
COPYRIGHT © PERAWI.CO 2024
7 Comments