Modernisasi TPA Supiturang Kota Malang Dipuji Menteri Pekerjaan Umum

PERAWI.CO, Malang — Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memberikan apresiasi tinggi terhadap modernisasi landfill atau tempat pembuangan akhir (TPA) Supiturang di Kota Malang hingga kini berubah jadi TPA yang modern dan canggih.
TPA modern yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 14 Desember 2023 itu dinilai Dody sebagai salah satu panutan atau role model pengelolaan sampah terbaik di Indonesia. Fasilitas dan teknologi yang dimiliki TPA yang berdiri di atas lahan 32 hektare itu cukup lengkap.
“Saya sudah sudah melihat aktivitas di sini (TPA Supiturang) dan terlihat ini bukan lagi TPS (tempat pembuangan sampah) biasa, tapi sudah jadi TPA yang modern dan kelasnya sudah VVIP (very very important person atau naratetama) yang bisa jadi percontohan bagi daerah lain,” kata Dody saat melakukan kunjungan kerja ke TPA Supiturang pada Sabtu, 18 Januari 2025.
Dody didampingi Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Jawa Timur Airyn Saputri Harahap, serta Kapala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya.
Baca juga: Siswa SMA Ini Minta Presiden Prabowo Subianto Batasi Produksi Plastik
Dody menyampaikan hasil kunjungannya ke TPA Supiturang akan disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan berharap koleganya ini bisa mengunjungi Kota Malang untuk melihat langsung TPA Supiturang.
“Nanti saya akan menghadap Menteri LH. Akan saya sampaikan kalau (TPA Supiturang) ini luar biasa modern. Karena kalau kami kan hanya membangun, tapi manajemen pengelolaannya sudah milik Kementerian LH, jadi biar nanti Menteri LH yang datang langsung ke sini,” ujar Dody.

Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan sangat senang menerima apresiasi tinggi dari Menteri PU. Apresiasi ini sekaligus jadi tantangan untuk menyikapi dan menindaklanjutinya dengan inovasi-inovasi agar TPA Supiturang makin bermanfaat bagi masyarakat Kota Malang, serta kota dan kabupaten tetangga.
Iwan mengutarakan Menteri PU sempat menyinggung pentingnya mengubah cara pikir (mindset) dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang dianggap belum sepenuhnya bijak, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Perubahan cara pikir dan perilaku sangat penting agar kelengkapan sarana dan prasarana canggih yang dipunya TPA Supiturang tidak menjadi sia-sia.
“Hal itu umum dialami masyarakat perkotaan. Jadi, tugas kita bersama untuk terus mengedukasi masyarakat agar lebih bijak menangani sampah di rumah dan di sekitarnya,” kata Iwan.
Baca juga: UMM Jadi Kampus Paling Hijau dan Lestari di Malang
Salah satu inovasi yang hendak dikembangkan adalah menaikkan status TPA Supiturang menjadi tempat pembuangan sampah terpadu atau TPST. Saat ini TPA Supiturang masih menerapkan sanitary landfill, yang merupakan salah satu sistem pengelolaan sampah dengan cara menimbun sampah pada lokasi yang cekung dan harus jauh dari permukiman penduduk.
Dengan status TPST, diharapkan TPA Supiturang bisa memberikan dampak signifikan terkait manajemen sampah, pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta bisa menyumbang bagi pendapatan asli daerah atau PAD Kota Malang.
“Sanitary landfill sudah bagus, tapi kita tidak bisa bergantung terus dengan sistem ini sehingga kita upayakan naik status jadi TPST,” ujar Iwan.
Transformasi TPA Supiturang
Pengembangan TPA Supiturang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan cara menerapkan sistem sanitary landfill.
Sebelumnya, TPA Supiturang masih memakai sistem open dumping: sampah dibuang di atas lahan dan dibiarkan begitu saja alias tiada perlakuan apa pun sehingga tumpukan sampah mencemari lingkungan dan kesehatan bagi petugas TPA maupun warga sekitar.
Sebaliknya, pengoperasian TPA dengan sistem sanitary landfill akan mengurangi dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah lingkungan.
Pengembangan TPA Supiturang didukung Kementerian PUPR, dengan cara membangun sel baru seluas 4,6 hektare untuk menggantikan sel lama yang kondisinya sudah hampir penuh. TPA lama direncanakan untuk ditutup dan dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau.
Kementerian PUPR bekerja sama dengan Pemerintah Jerman melalui program Emission Reduction in Cities–Solid Waste Management (ERIC-SWM) untuk memodernisasi TPA Supiturang.
Selain Kota Malang, terdapat 3 kota/Kabupaten lain yang menjadi proyek percontohan atau pilot project dalam program itu, yakni Kota Jambi (TPA Talang Gulo), Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Jombang.
Baca juga: Wisata dan Belajar Konservasi Lingkungan di Hutan Lindung Kasinan Kota Batu
Pengembangan sistem sanitary landfill TPA Supiturang dikerjakan sejak Juli 2018 dan ditargetkan selesai Juni 2020 dengan anggaran Rp 229 miliar dalam bentuk kontrak tahun jamak (multi years contract) 2018-2020. TPA ini memiliki kapasitas 953,340 meter kubik.
Namun, TPA Supiturang baru diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 14 Desember 2023, bersama TPA Jabon di Sidoarjo dan TPA Banjardowo di Jombang.
Presiden Jokowi menyebutkan, transformasi TPA Supiturang di atas lahan 5,2 hektare menghabiskan anggaran Rp 237 miliar. TPA Supiturang dilengkap dengan sarana dan prasarana pengolahan sampah modern berdaya tampung 450 ton per hari.
TPA Jabon dibangun dengan anggaran Rp 384 miliar dengan daya tampung sampah 450 ton per hari. Sedangkan pembangunan TPA Banjardowo menghabiskan anggaran Rp 203 miliar dan dapat menampung sampah sebanyak 110 ton per hari.
COPYRIGHT © PERAWI.CO 2025
2 Comments