UMM dan Filantra Selenggarakan Pelatihan SROI

Rektor UMM Nazarudin Malik membuka pelatihan SROI.

PERAWI.CO, Malang — Pelatihan pengembalian investasi sosial atau SROI (social return on investment) dirancang untuk membantu organisasi memahami, mengukur, dan mengomunikasikan nilai sosial yang mereka hasilkan.

SROI menjadi metode untuk mengukur dampak program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau TJSL perusahaan.

Pentingnya metode SROI yang mendorong Filantra bersama Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyelenggarakan pelatihan pengembalian investasi sosial atau training social return on investment atau SROI di UMM Rayz Hotel pada Rabu, 19 Februari 2025.

Baca juga: Magister Sosiologi UMM Ajari Guru tentang Pemberdayaan Sosial

Kegiatan pelatihan yang dibuka Rektor UMM Nazarudin Malik ini diikuti oleh 15 perusahaan badan usaha milik negara dan swasta yang berkomitmen memperkuat strategi implementasi tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate cocial responsibility (CSR) yang berkelanjutan.

Nazarudin dalam sambutannya menekankan pentingnya investasi sosial sebagai upaya strategis perusahaan dalam menjaga kesinambungan bisnis, sekaligus menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

“Investasi sosial yang dikelola dengan baik tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan, tetapi juga aset jangka panjang yang memperkuat daya saing dan reputasi perusahaan di tengah dinamika global saat ini,” kata Nazarudin.

Baca juga: Fakultas Kedokteran UMM Raih Akreditasi Unggul

Manajer Filantra, Azlia, dalam sesi pengantar menjelaskan sedikit profil Filantra sebagai konsultan CSR terpercaya sejak 2015 dan terdepan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui program TJSL, pengembangan masyarakat dan filantropi untuk menghadirkan dampak positif yang berkelanjutan.

Sebagai konsultan CSR, kata Azlia, Filantra sudah ahli dan berpengalaman menyusun perencanaan hingga implementasi CSR yang tepat dan berkelanjutan.

Hingga kini Filantra mendapat kepercayaan dari 133 mitra dan kepercayaan ini menjadi dorongan utama untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan, seperti Universitas Indonesia, Poltekesos Bandung—sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung.

“Kami bangga bisa bermitra dengan universitas-universitas ternama, termasuk dengan UMM. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia usaha dan dunia akademik mampu menghasilkan solusi sosial yang efektif dan berkelanjutan,” ujar Azlia.

Baca juga: Banyak Warga Muhammadiyah Memandang Negatif Dunia Bisnis

Sedangkan Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Fauzik Lendriyono menyatakan kerja sama dengan Filantra merupakan salah satu kemitraan nasional produktif yang selama ini mendukung Program Studi Kesos UMM dalam pelaksanaan praktikum, magang, dan kuliah profesi.

“Ke depan, kerja sama ini akan kami kembangkan dalam bentuk riset kolaboratif, penyelenggaraan lembaga sertifikasi, dan proyek-proyek inovatif untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi mahasiswa dalam mendukung kesejahteraan masyarakat,” kata Fauzik.

Dengan semangat kolaborasi, Program Studi Kesos UMM dan Filantra berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program inovatif yang mendukung pembangunan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.

Pelatihan itu sendiri dirancang tidak hanya untuk memperkuat pemahaman peserta mengenai SROI, tapi juga memberikan ruang diskusi intensif dalam menyusun strategi CSR yang terukur dan berdampak luas.

Melalui studi kasus dan praktik langsung, diharapkan para peserta mampu menerapkan  SROI secara optimal di perusahaan masing-masing.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *