Pemerintah Diberi Sepuluh Rekomendasi untuk Tangani Anak Autis

PERAWI, Malang — Konferensi internasional, edukasi, layanan terapi hingga pameran karya anak autis dan anak berkebutuhan khusus (ABK) lainnya yang dikemas dalam acara Malang Autism Summit 2024 atau MAS-24 resmi ditutup pada Sabtu, 5 Oktober tahun lalu.
Acara MAS-24 diselenggarakan oleh Penawar Special Learning Center (PSLC) Malaysia di Gedung Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, 3-5 Oktober 2024, bekerja sama dengan sejumlah pihak. Konferensi ini menghasilkan sepuluh resolusi yang diajukan kepada pemerintah supaya memperjuangkan kesetaraan bagi anak penderita autisme maupun ABK yang lain.
Direktur Klinik PSLC Malaysia Ruwinah Abdul Karim mengatakan, perjuangan mewujudkan kesetaraan bagi anak autis maupun ABK lainnya belum berakhir.
“Saya bermimpi ada hari di mana anak-anak penyandang autisme diberi kesempatan yang sama, dihargai dan dicintai tanpa syarat,” kata Ruwinah dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Baca juga: Ciri Awal Anak Menderita Autisme menurut Pakar dari Malaysia
Dia juga berpesan kepada para guru, aktivis, praktisi medis hingga orang tua agar tetap berjuang memberikan kasih sayang kepada ABK layaknya kepada anak-anak pada umumnya. Mereka sejatinya tidak butuh dikasihani, melainkan hanya butuk kesempatan untuk bersinar dan menjalani hidup yang bermartabat.
Sepuluh Resolusi
Di puncak acara, pegiat MAS-24 Amelia Aziz Daeng membacakan 10 resolusi yang ditujukan kepada Pemerintah Pusat dan para pemangku kepentingan, sebagai berikut:
- Meningkatkan Program Deteksi dan Diagnosis Dini
Menerapkan program pelatihan berskala nasional bagi tenaga kesehatan demi meningkatkan diagnosis dini terhadap gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD) pada anak-anak, serta memastikan intervensi dan dukungan yang tepat waktu.
- Mengintegrasikan Pelatihan mengenai Autisme dalam Kurikulum Medis
Mendorong pengintegrasian pelatihan khusus autisme dalam kurikulum kedokteran, keperawatan, terapi okupasi, dan psikologi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan di masa depan dalam menangani kebutuhan unik individu autistik.
- Memperluas Akses Pendidikan Khusus
Mendorong pendirian lembaga pendidikan khusus autisme lebih banyak dan mendukung terciptanya kelas inklusif dengan membekali guru melalui pelatihan khusus dan sumber daya yang memadai.
Baca juga: Inilah 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menurut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
- Memperluas Pelatihan Guru Tentang Autisme
Memperkenalkan pendidikan yang ramah bagi individu autistik secara wajib serta memperkenalkan teknik manajemen kelas di program pelatihan untuk guru agar para pendidik siap mendukung siswa dengan spektrum autisme.
- Seruan Menyeluruh untuk Penelitian dan Pengembangan tentang Autisme
Seruan tersebut ditujukan kepada lembaga akademik, badan penelitian medis, lembaga pemerintah, dan sektor swasta untuk memperdalam pemahaman serta meningkatkan dukungan bagi individu dengan spektrum autisme.
- Intervensi Dini dalam Perawatan
Memastikan akses yang terjangkau untuk perawatan, seperti terapi okupasi, terapi perilaku, dan terapi wicara bagi semua keluarga yang terdampak.
- Kolaborasi Lintas Disiplin untuk Perawatan Holistik
Membangun kerangka kerja untuk kolaborasi berkelanjutan antara tenaga kesehatan, pendidik, dan terapis guna memberikan perawatan terpadu yang berpusat pada individu autistik.
Baca juga: Puluhan Pelajar SMPN Kota Malang Sengaja Melukai Diri Sendiri
- Merumuskan Kebijakan Pemerintah untuk Dukungan Jangka Panjang
Mendorong pembentukan kebijakan nasional yang menjamin dukungan berkelanjutan bagi individu autistik sepanjang hidup mereka, dengan penekanan pada layanan kesehatan, pendidikan, dan integrasi komunitas setelah melewati masa kanak-kanak.
- Meningkatkan Kesempatan Bekerja
Bekerja sama dengan sektor industri untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif bagi individu autistik, menyediakan program pelatihan keterampilan, dan menjamin akses mereka terhadap pekerjaan yang layak dan bermakna.
- Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Serangkaian kampanye edukasi yang berkelanjutan untuk mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang autisme, dengan fokus pada keragaman individu di dalam spektrum autisme.
Baca juga: Lima Manfaat Dongeng bagi Pembentukan Karakter Anak
“Saya rasa perjuangan ini tiada boleh berhenti sampai di sini sehingga resolusi ini diharapkan bisa menggerakkan kita semua mulai pemerintah orang tua, masyarakat, dunia pendidikan dan kesehatan untuk gerak bersama membantu membangkitkan kekuatan anak anak spesial ini,” kata Amelia.
Naskah Resolusi MAS-24 langsung diserahkan kepada Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni. Ida menyampaikan segera menyerahkan naskah resolusi MAS-24 kepada Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan agar bisa ditindaklanjuti.
“Saya juga punya keponakan yang autis yang saat ini berusia 17 tahun. Dengan didikan yang baik, sekarang dia bisa melayani dirinya sendiri, bisa membaca sampai mencuci piring. Padahal sebelumnya tak bisa apa-apa,” kata Ida.
Ruwinah, Amelia, dan Ida sepaham bahwa pemahaman dan penerimaan terhadap ABK harus dimulai dari lingkup keluarga terdekat terlebih dahulu.
COPYRIGHT © PERAWI.CO 2025