Magister Sosiologi UMM Ajari Guru tentang Pemberdayaan Sosial

PERAWI, Malang — Program Studi Magister Sosiologi Direktorat Program Pasca-Sarjana (DPPS) Universitas Muhammadiyah Malang mengajak sekitar 36 guru sosiologi di Kabupaten Banyuwangi berdialog pada Selasa, 4 Februari 2025.
Ketua Program Studi Magister Sosiologi UMM Rachmad K. Dwi Susilo mengatakan, dialog yang dihadiri Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi dan digelar di SMAN 1 Rogojampi itu merupakan cara Sosiologi UMM memperkuat pengajaran sosiologi di sekolah menengah dan membangun kerja sama kedua pihak.
“Kami membahas aspek pemberdayaan, termasuk cara mencapai nilai pemberdayaan, strategi penerapannya di lapangan, isu-isu utama yang perlu diperhatikan, serta bagaimana mengajarkan konsep ini secara menarik dan kreatif kepada siswa,” kata Rachmad.
Menurut Rachmad, pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan perubahan sosial dan pembangunan. Makanya siswa tidak hanya perlu memahami teori, tetapi juga harus mampu mengkritisi dan merancang strategi pemberdayaan sesuai kondisi sosial di lingkungan mereka.
Di Banyuwangi, pariwisata berbasis ekologi menjadi sektor penting. Guru dapat mengajarkan siswa bagaimana cara mengembangkan pariwisata tanpa merusak lingkungan, sehingga mereka memahami konsep sekaligus berpikir kritis. Ia juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas guru supaya pembelajaran sosiologi lebih menarik dan kontekstual.
“Kami ingin memfasilitasi guru agar tidak hanya mengajarkan teori dari buku teks, tetapi juga membawa realitas sosial praktis dan praksis ke dalam kelas. Dengan begitu, siswa lebih kritis dalam melihat permasalahan sosial dan mencari solusinya,” ujar Rachmad.
Peserta tampak antusias mengikuti diskusi sehingga Rachmad menegaskan kegiatan serupa akan dilanjutkan. Ia berencana menerapkan metode pembelajaran berbasis lapangan dan memperluas kerja sama dengan semua MGMP di berbagai kota di wilayah Provinsi Jawa Timur.
“Ini bukan awal dan bukan akhir. Kami akan terus berkomunikasi dengan MGMP untuk menghadirkan materi lain yang relevan. Dengan begitu, pembelajaran sosiologi lebih kreatif, menarik, dan berorientasi pada pemecahan masalah,” kata dia.
Baca juga: Perempuan Dapat Jadi Pemimpin menurut Universitas Al-Azhar dan UMM
Respons positif disampaikan pihak dan para guru peserta.
Sekretaris MGMP Mei Rita menilai pendekatan berbasis pengalaman lapangan lebih relevan dibanding sekadar teori dalam buku sehingga para siswa pun diharapkan tidak melulu mendapatkan ilmunya, tapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.