Inilah 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menurut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Anak SD
Anak SD di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, 16 Desember 2014. PERAWI/Abdi Purmono

PERAWI, Malang — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada hari ini, Jumat, 27 Desember 2024.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan, Gerakan tersebut merupakan langkah strategis yang jadi program prioritas Kementerian Dikdasmen, membentuk individu anak Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga berkarakter kuat yang menjadi fondasi kesuksesan bangsa di masa depan.

Acara peluncuran itu juga disiarkan melalui kanal Youtube Kemdikdasmen yang berdurasi 2 jam 19 menit 45 detik.

“Ide tentang Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini kami kembangkan untuk memperkuat gerakan dalam rangka membangun karakter bangsa dan dalam rangka membangun sinergi antara sekolah, masyarakat, keluarga, dan media massa,” kata Abdul Mu’ti dalam sambutannya.

Menteri Mu’ti menyebutkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat adalah bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, gemar belajar, makan makanan sehat dan bergizi, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup.

Dikutip dari laman web Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat diinisiasi Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikdasmen.

Gerakan itu bertujuan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif pada anak-anak Indonesia sejak dini. Gerakan ini dalam rangka mendukung penguatan delapan karakter utama bangsa, yaitu religius, bermoral, sehat, cerdas dan kreatif, kerja keras, disiplin, dan tertib, mandiri, serta bermanfaat.

Baca juga: Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Diluncurkan Kementerian Dikdasmen

Berikut rincian 7 kebiasaan anak Indonesia hebat sebagaimana dilansir melalui laman web Puspeka Kemendikdasmen.

1. Bangun Pagi

Kebiasaan bangun pagi mengajarkan anak untuk menghargai waktu, disiplin, dan memulai hari dengan energi positif. Dalam perspektif kesehatan, bangun pagi selaras dengan ritme tubuh alami, sehingga mendukung kesehatan fisik dan mental. Anak yang terbiasa bangun pagi cenderung lebih produktif dan memiliki fokus lebih baik dalam aktivitas harian.

2. Taat Beribadah

Kebiasaan taat beribadah bukan hanya tentang menjalankan ritual keagamaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual. Anak-anak yang taat beribadah diajarkan untuk memiliki kedekatan dengan Tuhan, serta mengembangkan empati, rasa syukur, dan tanggung jawab sosial. Taat beribadah membantu membentuk karakter yang religius dan berintegritas.

“Ketika anak terbiasa taat beribadah, maka akan memperkuat iman dan moralnya, membantu mereka membuat keputusan yang bijak, dan menjauhkan mereka dari godaan negatif,” kata Mu’ti.

3. Rajin Berolahraga

Kebiasaan rajin berolahraga membentuk tubuh yang sehat dan mental yang tangguh. Melakukan olahraga secara rutin tidak hanya meningkatkan kebugaran, tetapi juga melatih kedisiplinan dan ketangguhan anak. Anak yang aktif secara fisik juga cenderung memiliki suasana hati yang lebih stabil dan kemampuan untuk mengelola stres dengan baik.

4. Gemar Belajar

Kebiasaan belajar tidak hanya tentang menguasai pengetahuan, tetapi juga membangun karakter pembelajar sepanjang hayat. Anak-anak diajak untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas. Kebiasaan ini membantu mereka menjadi pribadi yang mandiri, adaptif, dan mampu menghadapi tantangan global.

“Kebiasaan gemar belajar akan membantu peserta didik untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dapat menghindarkan pengaruh buruk di dunia maya,” kata Mu’ti, Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

5. Makan Makanan Sehat dan Bergizi

Pola makan yang sehat dan bergizi mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Selain memberikan energi yang cukup untuk aktivitas harian, konsumsi makanan sehat juga berpengaruh pada keseimbangan emosi dan konsentrasi belajar. Melalui kebiasaan ini, anak-anak diajarkan untuk menjaga kesehatan tubuh sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri.

6. Aktif Bermasyarakat

Terlibat dalam kegiatan sosial mengajarkan anak tentang nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan gotong royong. Dengan aktif bermasyarakat, anak-anak belajar memahami peran mereka sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar dan membangun rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

7. Istirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup adalah kunci untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental. Anak yang memiliki waktu tidur yang baik cenderung lebih segar, fokus, dan kreatif. Kebiasaan ini juga mengajarkan anak untuk menghargai kebutuhan tubuh akan pemulihan setelah aktivitas yang padat.

Baca juga: Puluhan Pelajar SMPN di Kota Malang Sengaja Melukai Diri Sendiri

Menurut Mu’ti, tujuh kebiasaan itu dilakukan dengan metode pembiasaan yang penuh kesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). Pembiasaannya melibatkan pelibatan sekolah, keluarga, masyarakat, dan media.

Seluruh kebiasaan itu, kata Mu’ti, mencerminkan tradisi dan nilai yang dipunya bangsa Indonesia. Ia berharap tujuh kebiasaan ini bisa membuat anak-anak Indonesia mempunyai kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual.

“Jangan sampai anak-anak kita pulang sekolah kemudian langsung pegang gadget (gawai) dan tidak bermain dengan teman-teman di ligkungan di mana mereka berada,” kata Mu’ti, yang juga Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Menurut Mu’ti, program itu akan diterapkan mulai tahun 2025 di semua jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Penerapannya diintegrasikan dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari melalui pendekatan berbasis kelas, budaya sekolah, dan kegiatan masyarakat

Guru dan orangtua berperan sebagai teladan sekaligus fasilitator dalam Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia, untuk memastikan ketujuh nilai tertanam secara konsisten dalam kehidupan anak-anak. Dengan membiasakan 7 kebiasaan sejak dini, diharapkan anak-anak Indonesia tumbuh menjadi individu sehat, berkarakter, dan punya daya saing global.

Tujuh kebiasaan yang terbentuk tidak hanya berguna bagi diri mereka sendiri, tapi juga dapat mendorong kemajuan bangsa secara menyeluruh.

“Melalui tujuh kebiasaan itu, karakter anak Indonesia dapat dibangun. Sebagaimana perubahan besar bisa dilakukan dengan kebiasaan-kebiasaan sederhana, maka perubahan besar suatu bangsa pun bisa dimulai dari perubahan individunya,” kata Mu’ti.

COPYRIGHT © PERAWI.CO 2024

 

10 Comments

    1. Sama-sama Bu Guru. Alhamdulillah, artikel yang Perawi.co publikasikan bermanfaat bagi Bu Guru dan pihak terkait lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *