|

Lima Manfaat Dongeng bagi Pembentukan Karakter Anak

PERAWI, Malang — Sastra berbentuk lisan disebut sastra lama. Sastra lama lazim disebut sebagai sastra Melayu yang proses terjadinya bersumber dari ucapan maupun cerita orang-orang tempo dulu.

Cerita-cerita tersebut banyak mengandung pelajaran dan hikmah yang dapat diambil oleh para pendengarnya. Bentuk sastra lama adalah pantun, gurindam, syair, hikayat, dongeng, dan tambo.

Nah, dongeng merupakan bentuk sastra lama yang menjadi tradisi lisan atau tradisi tutur yang turun-temurun dari nenek moyang. Pada masanya, dongeng kerap diceritakan oleh orang tua kepada anaknya. Kakek-nenek tempo dulu pun acap mendongeng untuk cucunya menjelang tidur malam.

Namun, tradisi dongeng saat ini mulai luntur, terutama sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi komunikasi digital. Anak-anak sekarang lebih suka bermain gawai (gadget) untuk mencari informasi dan kebanyakan waktunya habis untuk menonton dan bermain gim. Kondisi ini pun diperparah oleh minimnya cerita dongeng dihadirkan dalam keluarga dan sekolah.

Baca juga: Puluhan Siswa Belajar Mendongeng di Sanggar Dongeng Kepompong Malang

Padahal, dongeng bermanfaat bagi perkembangan anak, lebih dari sekadar cerita pengantar tidur. Dongeng bisa memberikan pelajaran moral yang nyata melalui karakter dan kebajikan dalam cerita.

Manfaat Dongeng

Mendongeng bisa menjadi cara efektif untuk mengembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan), sosial, aspek konatif (penghayatan) anak.

Berikut lima manfaat dongeng bagi perkembangan anak yang dirangkum Perawi dari beberapa sumber:

  1. Merangsang kreativitas dan imajinasi

Dongeng merupakan cerita khayalan yang dapat memicu kemampuan berpikir kreatif dan imajinatif. Rasa ingin tahu yang besar juga bisa menimbulkan banyak pertanyaan dan asumsi pada anak-anak.

Fisikawan jenius Albert Einstein (14 Maret 1879-18 April 1955) menekankan kegunaan kreatif dari bercerita. “Jika Anda ingin anak-anak menjadi cerdas, bacakan mereka dongeng. Jika Anda ingin mereka lebih cerdas, bacakan mereka lebih banyak dongeng,” kata Einstein.

  1. Membentuk minat baca dan keingintahuan

Minat baca bisa terbentuk dan bertumbuh sejak kecil apabila anak sering melihat buku dongeng sebagai bacaan yang asyik dan menyenangkan.

Orang tua yang rajin membacakan buku dapat membuat anak menjadi pembaca yang lebih baik di sekolah. Anak bisa mempunyai banyak kosakata dari hasil mendengarkan orangtuanya mendongeng.

Selain dapat menumbuhkan minat baca, kebiasaan orang tua mendongeng bisa juga menumbuhkan rasa keingintahuan yang besar pada anak sehingga keberanian mereka untuk bertanya terlatih dan jadi lebih aktif berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Dongeng dapat mengembangkan keterampilan penalaran, sikap kritis, dan kreativitas anak. Anak yang terbiasa mendengarkan dongeng sejak kecil biasanya punya kemampuan mendengar yang baik, ingatan kuat, kepercayaan diri, dan kemampuan berbahasa yang bagus. 

Baca juga: Inilah 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menurut Kementerian Dasar dan Menengah

  1. Membantu pengembangan moral dan pembentukan karakter

Anak-anak bisa mendapat nilai-nilai kebajikan dan moral dari mendongeng. Karakter mereka bisa terbentuk dengan baik sehingga sedari sedari kecil mereka bisa membedakan perbuatan baik dan perbuatan buruk, mana perbuatan yang diperbolehkan dan mana perbuatan terlarang.

Nilai-nilai kebajikan dan moral itu berguna anak saat mereka dewasa, saat mereka menghadapi dunia nyata. Setidaknya, selalu dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah.

  1. Melatih empati

Cerita dongeng biasanya berisi pesan berharga tentang pentingnya menghormati dan menghargai semua makhluk, menghormati perbedaan dan keragaman bentuk fisik dan karakter manusia. Anak diajari memperlakukan semua makhluk dengan baik dan penuh empati.

  1. Memperkuat ikatan sosial dan keluarga

Cerita dongeng juga hampir selalu berisi pesan tentang relasi atau hubungan dua manusia meski penggambarannya melalui hewan.

Penggambaran itu membantu anak-anak lebih memahami berbagai ikatan maupun relasi sosial di sekitar mereka, juga hubungan kekerabatan dalam keluarga, seperti ikatan orang tua dan anak, serta kakak dan adik. Menceritakan dongeng kepada anak-anak secara signifikan dapat membentuk hubungan emosional dan psikologis yang lebih kuat antara orang tua dan anak.

Baca juga: Sad Beige Mom, Orang Tua Jangan Memaksakan Kehendak kepada Anak

Latihan mendongeng di Sanggar Dongeng Kepompong. © Sanggar Dongeng Kepompong

Perhatikan Empat Hal 

Kelima manfaat itu dapat dicapai apabila cerita dongeng disesuaikan dengan usia anak. Lalu, ada empat hal yang harus diperhatikan saat mendongeng, yakni:

  • Pendongeng harus ekspresif dan enerjik supaya dapat memikat perhatian anak. Perubahan intonasi, mimik wajah, dan gerakan (gestur) tubuh pasti dapat menarik perhatian mereka untuk lebih mendengarkan cerita. Pendongeng jangan monoton alias garing.
  • Pendongeng harus lebih banyak membaca sehingga tidak kehabisan bahan cerita dan lebih mudah berimprovisasi.
  • Memilih dongeng yang tepat agar nilai moral dan pesannya dapat ditiru anak, tapi jangan terlalu menggurui. Berceritalah sesuai usia dan dunia mereka.
  • Gunakan alat peraga untuk lebih menghidupkan cerita dan suasana.

COPYRIGHT © PERAWI.CO 2025

 

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *