Pendakian Gunung Semeru Masih Ditutup sampai 8 Februari 2025

Pucuk Gunung Semeru difoto saat fajar, 3 Februari 2015. PERAWI/Abdi Purmono

PERAWI, Malang — Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memperpanjang durasi penutupan sementara jalur pendakian Gunung Semeru hingga 8 Februari 2025 akibat cuaca ekstrem selama Januari tahun yang sama.

Perpanjangan masa penutupan pendakian Gunung Semeru dikabarkan melalui Surat Pengumuman Nomor: PG.2/T.8/TU/KSA.5.1/B/01/2025 Tanggal 17 Januari 2025 yang ditandatangani Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha.

Perpanjangan masa penutupan pendakian Semeru dilakukan Balai Besar TNBTS berdasarkan rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

Sebelumnya, dengan alasan serupa, Balai Besar TNBTS menutup sementara jalur pendakian Semeru selama 2-16 Januari 2025.

Baca juga: Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara akibat Cuaca Ekstrem

Padahal, pendakian gunung setinggi 3.767 meter di atas permukaan laut itu baru saja dibuka per 23 Desember 2024 setelah 5 tahun ditutup akibat kebakaran lahan dan hutan, pandemi Covid-19, dan erupsi Semeru.

Pembukaan jalur pendakian per 23 Desember hingga 1 Januari 2025 dibatasi sampai Ranu Kumbolo, danau terbesar dan terindah dalam kawasan TNBTS, dengan kuota harian pendaki dibatasi 200 orang—kuota harian pendaki dalam kondisi normal 600 orang.

“Keputusan ini kami ambil sebagai langkah antisipatif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan memastikan keselamatan dan kenyamanan pengunjung dari ancaman bencana alam yang dipicu oleh cuaca ekstrem,” kata Rudijanta, Jumat petang, 17 Januari 2025.

Pranata Hubungan Masyarakat Balai Besar TNBTS Endrip Wahyutama mengatakan, selain merujuk laporan kondisi cuaca dari BMKG, penutupan dilakukan dengan mengacu pengecekan langsung oleh petugas TNBTS di sepanjang jalur pendakian.

Praktis, jumlah pengunjung Gunung Semeru yang dicatat oleh Balai Besar TNBTS adalah pengunjung pada masa pembukaan pendakian 23-31 Desember 2024 yang sebanyak 386 orang dan semuanya warga negara Indonesia.

Rinciannya, jumlah pendaki pada 26 Desember sebanyak 6 orang; 27 Desember 35 orang; 28 Desember 75 orang; 29 Desember 68 orang; 30 Desember 93 orang, dan 31 Desember 109 orang.

Baca juga: Inilah Besaran Tarif dan Larangan Mendaki Gunung Semeru

Endrip menjelaskan, data jumlah pendaki selama 23-25 Desember 2024 memang tidak ada. Alasannya, berdasarkan SOP (standard operating procedure) pendakian Gunung Semeru, pendaftaran baru bisa dilakukan maksimal tiga hari (H-3) sebelum tanggal keberangkatan.

Jika dihitung dari awal pengumuman oleh Menteri Kehutanan 23 Desember 2024, maka pendakian pertama baru bisa dilakukan pada 26 Desember 2024. Jadi, ujar Endrip, calon pendaki punya waktu 2-3 hari untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum berangkat ke Semeru.

“Kami mengimbau kepada seluruh calon pengunjung untuk mematuhi kebijakan penutupan sementara ini dan tidak melakukan aktivitas pendakian secara ilegal,” kata Endrip.

Baca juga: Pendakian Gunung Semeru Dibuka Lagi

Para calon pendaki juga diminta bersabar untuk menanti kabar pembukaan kembali pendakian Semeru. Buka-tutup pendakian sudah biasa dilakukan pemangku kawasan.

Sebelum dibuka dan ditutup lagi, pendakian Semeru sempat ditutup selama 5 tahun. Penutupannya diakibatkan oleh kebakaran September 2019 dan kebakaran akhir Agustus hingga pekan pertama September 2023, mewabahnya pandemi Covid-19, serta erupsi 4 Desember 2021 dan 4 Desember 2022.

COPYRIGHT © PERAWI.CO 2025

 

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *