Muhadjir Effendy akan Jadi Guru Besar Universitas Negeri Malang

PERAWI, Malang — Penasihat Presiden Prabowo Subianto Bidang Haji Muhadjir Effendy akan menyampaikan orasi ilmiah saat dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Malang pada Kamis, 13 Februari 2025.
Muhadjir dinilai sudah berdedikasi tinggi dan memberikan banyak kontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia, terutama saat menjadi Mendikbud pada 2016-2019 dan menjadi Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sepanjang 2019-2024.
Sebelum menjadi menteri pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Muhadjir lama berkiprah di dunia pendidikan dan puncaknya saat pria kelahiran Madiun, 29 Juli 1956 itu menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) selama tiga periode.
Ia dinilai banyak memberikan inovasi dalam dunia pendidikan sehingga membawanya ke panggung nasional dan mendapatkan amanah penting untuk Indonesia. Muhadjir dikenal sebagai sosok yang berperan signifikan dalam berbagai kebijakan inovatif untuk meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan di Tanah Air.
Baca juga: Inilah 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menurut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Saat Jadi Mendikbud
Selama menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir menggagas beberapa kebijakan strategis, antara lain penguatan pendidikan karakter (PPK) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017. Program ini unggul pada pembangunan karakter siswa melalui pendekatan berbasis sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Selain itu, ia memperkenalkan sistem zonasi pendidikan untuk memastikan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh daerah.
“Pendekatan zonasi tidak hanya digunakan untuk PPDB (penerimaan peserta didik baru) saja, tetapi untuk membenahi berbagai standar nasional pendidikan, mulai dari kurikulum, sebaran guru, hingga kualitas sarana prasarana,” kata Muhadjir dalam salah satu kesempatan.

Baca juga: Siswa SMA Ini Minta Presiden Prabowo Subianto Batasi Produksi Plastik
Sebagai bagian dari Program Indonesia Pintar, Muhadjir juga turut mempercepat distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) sehingga bermanfaat bagi 18,69 juta siswa.
Revitalisasi pendidikan vokasi juga menjadi prioritasnya, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 yang bertujuan meningkatkan daya saing lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) di dunia kerja.
Di bawah kepemimpinannya pula, Muhadjir berhasil membawa Indonesia ke panggung internasional melalui perannya sebagai Presiden Southeast Asian Ministers for Education Organization atau SEAMEO pada 2017-2019. Dengan jabatannya ini, Muhadjir berkomitmen untuk berkontribusi dalam kemajuan pendidikan, sains, dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
Di tingkat nasional, Muhadjir mendorong peningkatan kompetensi siswa melalui berbagai ajang seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN), Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), Festival Literasi Sekolah (FLS), dan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI). Kebijakan ini membuktikan dedikasinya dalam menyiapkan generasi unggul yang siap bersaing di tingkat global.
Berbagai kebijakan yang diterapkan Muhadjir tetap menjadi fondasi pendidikan Indonesia hingga saat ini.
Komitmen dan kerja kerasanya berbuah penghargaan tanda kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana yang diberikan Presiden Joko Widodo. Ia meninggalkan jejak yang kuat dalam upaya pemerataan pendidikan, peningkatan kualitas guru, serta penguatan karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Bahkan, tokoh pendidikan nasional Profesor Arief Rachman mengapresiasi kepemimpinan Muhadjir dengan menyebut Muhadjir sebagai seorang pendidik yang memiliki filosofi pendidikan yang luas, berorientasi pada pendidikan berbasis karakter, dan memiliki wawasan global.
Baca juga: Puluhan Pelajar SMPN Kota Malang Sengaja Melukai Diri Sendiri

Saat Jadi Menko PMK
Di sisi lain, Muhadjir juga banyak menorehkan pencapaian dan penghargaan bergengsi selama mengemban tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Sebagai contoh, Kementerian Koordinator PMK berhasil menurunkan prevalensi tengkes atau stunting. Indonesia berhasil mengurangi angka stunting sebesar 9,3 persen dalam lima tahun terakhir. Prevalensi stunting turun tajam dari 30,8 persen pada 2018 (berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Kementerian Kesehatan) menjadi 21,5 persen pada 2023.
Penurunan prevalensi itu tak lepas dari strateginya, seperti pendistribusian alat kesehatan standar ke pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) serta pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita.
Baca juga: Psikolog Klinis Jelaskan Cara Menolong Remaja Pelaku Self-Harm
Program menarik lainnya adalah pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting pada Juni 2024. Program ini melibatkan lebih dari 300 ribu posyandu, dengan lebih dari 16 juta balita yang diukur. Program ini diharapkan dapat mempercepat penurunan angka tengkes. di Indonesia.
Berkat kebijakan Muhadjir, peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia juga tercermin dalam hasil yang dicapai dalam IPM (indeks pembangunan manusia) yang terus meningkat.
IPM Indonesia sebesar 71,92 poin pada 2019, lalu meningkat jadi 74,39 poin pada 2023. Ini menunjukkan hasil positif dari berbagai kebijakan pemerintah yang berfokus pada sektor pendidikan, kesehatan, dan peningkatan standar hidup yang layak.
Sederet Penghargaan
Kiprah panjang Muhadjir sebagai Mendikbud dan Menko PMK juga membuahkan sederet penghargaan: Pioneer of National Education and Social Empowerment Pasca Award (2024), tanda kehormatan Lencana Jer Basuki Mawa Beya (2024), Extraordinary Attention Towards the Welfare of the Young Generation (2024), Anugerah Parahita Ekapraya atau APE (2020), Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Joko Widodo (2020), Best Ministers Obsession Award (2020), Tokoh Penggerak Local Heroes hingga UNESCO-Hamdan bin Rashid Al-Makhtoum (2020).
Melalui berbagai pencapaian ini, Muhadjir telah membuktikan dedikasi dan kontribusinya dalam memajukan pendidikan dan pembangunan manusia Indonesia. Membangun sistem yang lebih inklusif dan membangun manusia unggul untuk menyiapkan generasi emas 2045 yang kompetitif di era globalisasi.
Baca juga: Lima Manfaat Dongeng bagi Pembentukan Karakter Anak